..Rasulullah SAW bersabda, "Allah ta'ala berfirman, 'Sesungguhnya Aku mewajibkan atas umatmu sholat lima (waktu). Dan Aku telah berjanji, barangsiapa menjaganya pada waktunya Aku akan memasukkannya ke dalam surga; dan barangsiapa tidak menjaganya, maka tidak ada janji dari-Ku baginya." ..
Verification: abdf3f7a1d5f830e

Sekilas Sejarah RRI Ambon

Sekilas Sejarah RRI Ambon


RRI AMBON RESMI DIDIRIKAN, IKUT MENCIPTAKAN TETAP TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Tanggal 22 Desember 1950, RRI Studio Ambon diresmikan berdirinya disaksikan oleh para pembesar Militer dan Sipil. KAPTEN W. CHR. RISAKOTTA Dipercayakan sebagai Kepala Studio Yang Pertama. Hadirlah RRI Ambon di atas Puing – Puing korban perang dan gugurnya para Pahlawan Pembela dan penegak Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Disamping RISAKOTTA, Desa Alwai, Mereka Yang berjasa Dalam pendirian RRI Ambon Sambil juga ikut dalam pertempuran sengit, tersebut nama – nama Simon Tomasoa, Jusuf Mewar, Kinging, Piet Soplanit, ( para teknisis ) J. Risakota, W. Izzac, R. Latuputty, ( tukang ) dan Machmud ( pelayan kantor ). Nama – Nama lainnya yaitu Kho, Direktur sekolah Teknik di Ambon,dari jawatan Penerangan Provinsi Maluku Paul kwee, seorang pedagang, dan wilys kopang pelayan kantor.

Pada tahun 1951, RRI Ambon diperkuat dengan pemancar 1 KW – SW Frekwensi 3240 KHZ, Gelombang  92, 56 Meter merek GATES kiriman pusat yang hingga sekarang masih berfungsi. Kapten W. Chr. Risakotta yang kemudiannya dipercayakan juga menjadi kepala jawatan penerangan provinsi Maluku, terus memperjuangkan eksistensi RRI Ambon dengan upaya menambah prosenil, peralatan studio dan pemancar. Usahanya ini mendapat tanggapan positif masyarakat luas khususnya angkatan bersenjata dan pemerintah Pemerintah Pusat, sehingga di Tahun 1953, Menerima Kiriman Pusat melalui Jawatan Radio 1 ( satu ) Unit peralatan pemancar SW merek GETES berkekuatan10 ( sepuluh ) kilo watt, gelombang 42 meter. Pemancar ini, hingga sekarang masih terpelihara dan terus difungsikan. Sewaktu diresmikannya RRI Ambon, sementara masih menempati rumah penduduk. Selanjutnya melalui Perjuangan Kapten Risakotta dapat di tempati lokasi di JL. Jend .A. Yani No. 1 Ambon ( yang sekarang ) untuk di jadikan kantor dan studio, sebagai pinjaman dari TNI – AD, Sebuah rumah peninggalan Belanda seluas 180 M2 dengan luas tanah 5. 675 M untuk penempatan peralatam pemancar dan lapangan antena. Lokasinya di benteng  Airsalobar kecamatan nusaniwe. Kedua lokasi ini hingga sekarang masih berstatus pinjaman dari TNI – AD dan belum menjadi milik RRI  Depertamen penerangan. Pada tahun1978, barulah RRI memiliki tanah sendiri  ( belum bersertifikat ) dalam status hak pakai dengan dengan surat penetapan hak yang dikeluarkan oleh jawatan Agraria ( BPN ). Lokasinya di Passo kecamatan Baguala, kurang lebih 15 km dari pusat kota Ambon seluas 12,5 Ha ( 12. 500 m2 )  untuk didirikan bangunan pemancar dan lapangan antena. Pada tahun itu juga seluruh perangkat pemancar dipindahkan dari Benteng air Salobar, Sementara di gedung bekas pemancar masih tetap difungsikan dengan ditempatkannya pemancar – SBB, garasi 2 ( dua ) buah OB – VAN dan gerasi mobil lainnya.
  • LIVE STREAMING RRI AMBON



  • LIVE STREAMING RRI AMBON



    PRO.1 AMBON

REGENERASI KEPEMIMPINAN RRI AMBON, MELANJUTKAN MISI PERJUANGAN 
TETAP TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN PEMBANGUNAN

Selama kurang waktu 7 ( tujuh ) tahun, kapten W. Chr. Risakotta telah mempertaruhkan segala – galanya bagi kehadiran dan pengembangan RRI Ambon, sampai kemudian di tahun 1957 di ganti oleh kipala studio yang kedua P. LIKUMAHU yang sebelumnya adalah Kepalah Siaran RRI studio Manado. Program Likumahu terutama di fokuskan terhadap peningkatan waktu siaran dan kualitas programatis siaran serta mutu penerimaan siaran untuk lebih luas, menjangkau saluran provinsi Maluku. Dimasa Kepemimpinan Likumahua sisa – sisa “ RMS “ masih ada dan menjalankan aksi  gerilya dihutan – hutan khususnya di pulau seram dan pulau – pulau lease sekitar pulau Amboina ( Ambon ). Sementara RRI Ambon terus mengembangkan diri, persoalan “ RMS “ Barulah dapat dikatakan tuntas, setelah pada tanggal 12 Desember 1963 akhirnya Soumokil tertangkap di wahai Seram Utara bagian Tengah oleh prajurit – prajurit dari Batalyon Endjo, Siliwangi. Dan Riwayat petualangan gembong “ RMS “ Mr. Dr. Soumokil yang juga menjadi biang keladi pembrontakan Andi Azis di Makasar berakhir dengan di jatuhi hukuman mati oleh Makhamah Militer Luar biasa di jakarta pada tanggal 22 April 1964.

Selama 6 ( enem ) tahun likumahua memimpin RRI Ambon kemudian di tahun 1963 Likumahua mengemban tugas baru, dalam perjuangan Trikora Mengembalikan Irian Barat ( Irian Jaya ) kepangkuan Negara kesatuan Republik Indonesia yang ketika itu masih ingin terus dikuasai Belanda, sebagai kepala Studio RRI Sorong. Likumahua di gantikan oleh seorang tokoh Radio Asal Yogyakarta yang di kenal sebagai ahli “ PSY – WAR “ Yaitu : THOMAS SOEGITO sebagai kepala studio yang ketiga. Tugas Pokok THOMAS SOEGITO disamping ke dalam terus mengembangkan RRI Ambon, adalah mengembalikan moril dan mental masyarakat Maluku yang sempat dipengaruhi serta mengalami tekanan dari “ RMS ” Juga sekaligus menghadapi Front Irian Barat melalui “ PSY – WAR ” di udara untuk mengembangkan gelora perjuangan putera – putera Irian Barat menghadapi Belanda. Di tahun 1965 saat keadaan politik di Tanah Air mencapai titik klimaks akibat ulah PKI yang berjuang untuk mengkomuniskan Indonesia yang kemudian akhirnya pecah dengan terjadinya peristiwa G. 30. S / PKI suatu coup yang gagal dari PKI, THOMAS SOEGITO ditahun 1965, digantikan oleh angkasawan Radio asal Solo H. M Mas ‘ Oed, sebagai kepala studio RRI Ambon yang ke- empat. Thomas Soegito kembali ke jawa yang kemudiannya menjadi kepala kantor wilayah Depertamen Penerangan R.I. Provinsi Nusa Tenggara Timur berkedudukan di kupang untuk missi yang sama dalam rangka membantu rakyat  Timor Timur yang bersemangat untuk berintegrasi dengan Negara kesatuan Republik Indonesia .

Selesai penugasan di kupang, pada sekitar tahun 1976 THOMAS SOEGITO menjadi Direktur Radio hingga pensiun di tahun 1980. H. M. Mas ’ Oed kepala studio yang ke- empat di dalam mengendalikan siaran RRI Ambon diperhadapkan pada situasi politik yang sangat tinggi, sehubungan dengan peristiwa G. 30. S / PKI dimana beberapa karyawan RRI Ambon sempat diamankan karena diduga dan bahkan ada yang terlibat. Mereka merupakan tenaga – tenaga handal dan sangat potensial dibidang profesinya seperti penyiar, reporter, redaktur dan teknisi, sekitar 8 ( delapan ) orang, yang karena pengaruh PKI sempat mencoreng dan meninggalkan lembaran hitam bagi sejarah perkembangan RRI A mbon. H. M. Mas ‘Oed digantikan oleh tenaga mudah alumni Akademi penerangan dari RRI Makasar  H. Andi Njongki, BA sebagai kepala bagian umum ( kepala bagian Administrasi dan Keuangan ) di RRI Ambon.

Masa kepemimpinan H. Andi Njongki, BA, Repelita I mulai di- Laksanakan yang merupakan program pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini, pembangunan di berbagai sektor mulai dilaksanakan secara konsisten. Tentunya, temasuk pembangunan RRI  Seluruh Indonesia. RRI Ambon setahap demi setahap mulai tersentuh darap pembangunan yang makain memantapkan kehadiran RRI  Ambon bagi masyarakat Maluku. Adalah H. Andi Njongki, BA yang meletaakn dasar – dasar program pembangunan dan Pengembangan RRI Ambon sejalan dengan program Repelita. Hingga tahun 1972, setelah memimpin RRI Ambon selama 3 tiga tahun H. Andi Njongki, BA kemudian diganti oleh Josef Nendissa sebagai kepala studio yang ke- enam. H. Andi Njongki, BA di promosikan menjadi kepala RRI stasiun Nusantara III Banjarmasin, kemudian kepala RRI stasiun Nusantara IV Ujung pandang, dan sekarang menjabat sebagai kepala kantor Wilayah Depertamen penerangan R.I. Provinsi Kalimantan Selatan dan Banjar Masin. Josep Nendissa yang sebelumnya adalah kepala studio RRI Ternate adalah seorang Angkasawan tulen yang penuh dedikasi dan loyalitas tinggi serta sangat “ keras ” dalam hal penegakan disiplin.

Selama kurun waktu 12 tahun memimpin RRI Ambon, Josef Nendissa berhasil menciptakan kader – kader kepemimpinan yang kelak kemudian masuk dalam jajaran kepemimpinan RRI sebagai Kepala Studio ( sekarang kepala stasiun ). Mereka dapat disebutkan antaranya : Agus Usmani mantan kepsta RRI sorong, Bob Mustika, BA mantan kepsta RRI Merauke dan RRI Biak, Achmad Semarang mantan kepsta RRI Ternate, Kupang dan Malang, E. Maliombo, BA mantan kepsta RRI Nabire Ny. J. Nussy kepala bidang di RRI Nusantara V Jayapura, sekarang kepsta RRI Biak. Drs. P. M. Tisera kepala bidang RRI Nusantara V Jayapura kemudian menjadi kepsta RRI Manokwari dan kepsta RRI Kupang. Tidak terhitung kader yang sekarang masih berbeda di RRI Ambon hasil “ tempaan ” Josep Nendissa yang sangat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas sehari – hari. Dari segi perangkat keras berupa peralatan dan bangunan kantor studio, pemancaran dan sarana – prasarana lainnya banyak yang berhasil direnovasi dan digenerasikan mengacu pada standarisasi stasiun penyiaran yang representatif. Josef Nendissa telah melapangkan jalan bagi kelancaran tugas – tugas kepala stasiun berikutnya dengan seni kepemimpinannya. Karena memasuki usia pensiun, Josef Nendissa mengakhiri tugasnya sebagai kepala stasiun RRI Ambon di tahun 1984, dan di gantikan oleh Drs. H.Ali Amran sebagai kepala stasiun yang ke- tujuh. Sebelumnya ALI AMRAN adalah kepala stasiun RRI Ternate. Empat tahun kemudian ditahun 1988, ALI AMRAN dialih tugaskan menjadi kepala stsiun RRI Jambi, selanjutnya ALI AMRAN diganti oleh Drs. ANANTO PRAKTINO sebagai kepala stsiun yang ke- delapan, yang sebelumnya adalah kepala bidang di stasiun RRI Nusantara IV Ujung Pandang. Tahun 1992, karena memasuki usia pensiun, Drs. ANANTO PRATIKNO digantikan  oleh ELRICK C. JOHANNES, BA alumni Akademi penerangan angkatan XII, sebagai kepala stasiun RRI Ambon yang ke- sembilan. Sebelumnya ELRICK JOHANNES adalah mantan kepala siaran RRI Manado ( 1974 – 1979 ),mantan kepala stasiun RRI  Nabire ( 1979 – 1983 ), dan mantan kepala stasiun RRI Palu ( 1983 – 1992 ).

    TIDAK ADA GADING YANG TIDAK RETAK
    HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG
    MANUSIA MATI MENINGGALKAN NAMA

demikianlah silih berganti kepala studio / kepala stsiun memimpin RRI Ambon hingga saat ini. Masing – masing dengan kelemahan dan kekurangan sendiri – sendiri, juga kelebihan – kelebihannya .

Lahirnya RRI Ambon tumbuh dan berkembang hingga sekarang yang masih

    SEKALI DI UDARA TETAP DI UDARA

di awali noda hitam yang dipercikan oleh segelintir manusia yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghadirkan “ RMS ” dan telah meninggalkan ribuan korban nyawa manusia termasuk gugurnya para pahlawan kusuma bangsa, tidak terbilang harta dan benda serta  tetesa air mata. Hikmah dari pada kesemuanya itu, adalah lahir, berdiri dan berkembangnya stasiun RRI Regional I Ambon hingga sekarang menjadi Lembaga Penyiaran Publik RRI Stasiun Ambon yang terus dan akan selamanya mengabdi kepada Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang di proklamasikan 50 tahun silam, 17 Agustus 1945, khususnya bagi masyarakat dikawasan “ seribu pulau ” Provinsi Maluku.

Demikian sekelimut sejarah perkembangan RRI Ambon hingga saat ini.

Sumber : https://rriambon.com

Tidak ada komentar:

Terimakasih atas komentar anda .
Salam Blogger !

Diberdayakan oleh Blogger.