Selayang Pandang Berdirinya RRI Jambi
SELAYANG PANDANG BERDIRINYA RRI JAMBI
Jambi, 1956.. Matahari pagi itu seakan enggan menampakkan
sinarnya, cuaca mendung berlarut, namun tak juga kunjung hujan. Suasana disekitar itu memang nyaris tak memberikan gairah kehidupan. Berbagai berita dan informasi tentang situasi politik, membuat masyarakat semakin gelisah..
Keresidenan Jambi, Keresidenan Batanhari, Keresidenan
Merangin, dan Keresidenan Kerinci adalah bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Tengah beribukota di Palembang.. Secara menyeluruh situasi keamanan Sumatera dianggap tidak kondusif, karena adanya pemberontakan PRRI yang berpusat di Sumatera Barat..
Ketika itu, informasi dan berita menjadi sangat penting,
terutama demi menenangkan rakyat dari berbagai kekhawatiran serta meyakinkan
bahwa situasi dapat dikendalikan..
Maka, 1956 lahirlah Radio Jambi.. Merupakan pilihan ideal
yang diambil oleh Penguasa Perang di Jambi saat itu.. Radio Jambi menyampaikan informasi dengan cepat dan meluas hingga ke seluruh keresidengan; Jambi, Batanghari, Merangin, dan Kerinci.. Radio Jambi menjadi pemeran penting dalam mengendalikan informasi dan strategi keamanan kala itu.
Sebagai perintis berdirinya RRI-Jambi, dengan deretan
penyiar, reporter, dan peliput berita :
H. Asri Rasyid, Rosdani Tayeb, Siti Nurmala, Zalni AS,
Hatib Barmawi, Nurlini, A. Razak, Ismail, Saleh Basyar, M. Basyir Manan, M.T. Fahrudin dan Raden Yancik..
Tentu saja, bagi mereka merupakan tugas berharga sekaligus
pengalaman baru dalam dunia radio, diungkapkan oleh H. Asri Rasyid;
Komunikasi langsung dan cepat ke daerah-daerah di Jambi
waktu itu ada namanya Radio Televoni. Bagian dari Pos dan Telegrap kalau sekarang terpisah. Waktu itu belum propinsi masih KARASIDENAN. Radio televoni ini pemancar studionya ada dibelakang kantor pos, bekas kantor kotamadya disitulah dulu studio radio Jambi. Sedangkan kantor redaksinya itu sekarang ini didepan Mandala diatasnya ada asrama polisi dibawahnya itu ada satu rumah yang digunakan untuk kantor redaksi. Radio Jambi beroperasi mulai jam 6 sampai jam 8 malam, sedangkan para petugasnya sebagian besar dari jawatan penerangan kabupaten. Tahun 1957 propinsi nya terbentuk, tahun 1959 menteri Penerangan mengeluarkan Surat Keputusan Membentuk RRI Jambi.
Radio Jambi berlokasi dikawasan kampung Enclek samping asrama Polisi sekitar Kelurahan Rajawali Kec. Pasar Jambi. Menempati sebuah bangunan rumah lama, dengan menggunakan pemancar PTT POS, TELEGRAP, dan TELEPON berkekuatan 300 Watt gelombang 120 meter, hanya mengudara 2 jam dalam sehari semalam; pukul 18.00 s/d 20.00 WIB.
Penanggung jawab keamanan studio Radio Jambi dikuasai Letnan II Samsudin Uban, yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jambi.
Pemberontakan PRRI pimpinan Kolonel Ahmad Husen saat itu sangat berpengaruh terhadap Propinsi Jambi yang baru saja didirikan. Radio Jambi menjadi guna menyampaikan berita kepada rakyat Jambi. Ketika itu pemberontakan PRRI sudah mendesak ke wilayah Bangko, tahun 1958.
Waktu berjalan tanpa terasa, perkembangan situasi dan berbagai pembangunan sangat menjadi perhatian RRI Jambi guna diberitakan kepada masyarakat luas, demikian pula sebaliknya, masyarakat semakin antusias untuk mendengar apa yang diberitakan RRI Jambi.
Sejak Provinsi Jambi terbentuk 6 Januari 1957 turut pula
dibentuk Badan Persiapan Radio yang diketuai oleh R. Sumardi, PS. Dan
selanjutnya pada tanggal 24 Agustus 1959 dikeluarkan SK Menteri Penerangan
tentang berdirinya RRI Jambi.
Tentu saja, secara otomatis, setelah berdirinya
RRI Jambi pada tahun 1960 maka Radio Jambi pun berakhir dengan kata lain
berganti nama menjadi Radio Republik Indonesia Jambi
RRI Jambi menempati bangunan
rumah pemberian Walikota Jambi Raden Sudarsono, di Murni dengan pemancar MW,
300 Watt yang dirakit. Namun demikian meski dengan peralatan masih sederhana,
RRI-Jambi harus tetap berperan optimal demi kepentingan pemerintah saat itu..
Tahun 1962 pemancar berkekuatan 1 kilo-watt buatan Amerika
dengan merek RCA telah terpasang untuk RRI Jambi didirikan di Sipin. Pemancar
ini tentu saja dapat memperluas daya siar cukup luas, dan penyiaran pun dapat
terselenggara sejak pagi hingga malam di bawah pimpinan Muhammad Nurdin Supomo
menjabat sebagai kepala Stasiun RRI Jambi.
Muhammad Nurdin Supomo bertugas sejak 1960 sampai dengan
1966. Beliau dimutasi dari RRI Palembang dengan mengandalkan 20 karyawan RRI.
Saat itu, Muhammad Nurdin Supomo yakin RRI Jambi bisa berdiri dan berjaya
dengan sederetan penyiar yang handal saat itu diantaranya :
1. Sulaini
Majid /Kidu
2. M. Yasid
3. Jas Budaya
4. Rohaya
5. Udin Tayib
6. Alinus
7. Samsul Muin
Harahap
8. Dan Aceng
Setelah setahun dilantik menjadi kepala RRI Jambi Muhammad
Nurdin Supomo mendirikan bangunan di Sipin untuk menempatkan pemancar
berkekuatan 1 kilowatt gelombang 89 meter. Dua tahun kemudian 1963 MN. Supomo
mendirikan gedung di tempat yang sama yang diresmikan oleh Menteri Penerangan
Akagani.
Dalam upaya meningkatkan daya jangkau RRI Jambi dan memberi
terobosan baru pada tahun 1964 MN. Supomo mendatangkan pemancar yang lebih
besar dengan kekuatan 7,5 kilowatt sehingga daya pancar siar RRI Jambi sudah
dapat didengar hingga ke pelosok desa di Provinsi Jambi. Ketika itu terjadi
Konfrontasi dengan negara Malaya yang sekarang Malaysia RRI Jambi telah meracik
acara Muhibah Ke Tanah Melayu dan Genta Suara Dari Langit, siaran RRI Jambi
dapat didengar di sebagian negara Asia Tenggara hingga ke Benua Eropa.
Muhammad Nurdin Supomo kemudian menata paket siaran yang
sesuai dengan kondisi daerah Jambi kala itu, dengan 8 jam siaran setiap hari.
Sedangkan setiap hari libur jam siaran ditambah menjadi 13 jam.
Pada bulan September 1965 terjadi peristiwa berdarah yang
dikenal dengan Penghianatan G-30.S PKI di ibukota negara RI
RRI Jambi telah ambil bagian dan turut serta dalam
memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat pendengar mengenai
situasi musibah yang menimpa bangsa
Selama 6 tahun kepemimpinannya beliau telah
mendarmabaktikan dirinya dan telah memberikan yang terbaik kepada RRI Jambi
pada tahun 1966 beliau dipindahkan ke
Satu tahun kemudian beliau dipindahkan ke RRI
Purwokerto. Posisi kepala RRI Jambi selanjutnya dijabat oleh Azil Aswar sebagai
kepala RRI Jambi yang ke-3 memangku jabatan dari tahun 1967 hingga tahun 1975.
Beliau sebelumnya mantan Kasi siaran RRI Padang. Beliau juga banyak memberikan
andil untuk pembangunan RRI Jambi diantaranya pada tahun 1975 RRI Jambi yang
beralamat di jalan Sultan Agung. Murni dipindahkan ke jalan Ahmad Yani No. 5
Telanai Pura dengan luas lokasi 1 hektar pemberian Gubernur Jambi Raden
Muhammad Nur Ahmadibrata.
Delapan tahun Azil Aswar telah mendesain RRI Jambi hingga
berakhir pada tahun 1975 kemudian dipindahtugaskan ke RRI Pekan Baru, Riau.
Kepala RRI Jambi selanjutnya dijabat oleh Amiruddin Siahaan
sebagai kepala RRI Jambi ke-4 yang sebelumnya sebagai kepala seksi siaran RRI
Banda Aceh.
Di masa kepemimpinannya ia telah membangun gedung pemancar,
serta 4 buah rumah dinas di atas tanah seluas 10 hektar di Mendalo yang
diresmikan oleh: Menteri Perdagangan Radius Prawiro, 20 April 1976. Pada tahun
yang sama juga telah membangun satu buah rumah dinas kepala stasiun dan satu
buah rumah dinas operator di Sipin.
Pada tahun 1981 Amirudin Siahaan berakhir masa jabatannya
di Jambi, dan ia digantikan oleh Syair Siak, BA sebagai kepala RRI Jambi yang
ke-5 yang sebelumnya menjabat kepala Seksi Siaran RRI Padang. Di masa
kepemimpinan Syair Siak melanjutkan pembangunan gedung auditorium berlantai 2,
dengan berbagai fasilitas dan berkapasitas 500 tempat duduk yang diresmikan
oleh Menteri Penerangan H. Harmoko tanggal 1 April 1984 sekaligus peresmian
operasional siaran RRI Jambi 24 jam terus menerus, juga pada tahun yang sama
membangun studio rekaman dan studio penyiaran. 6 tahun kemudian 1987, Syair
Siak dipindahtugaskan ke RRI Bukit Tinggi.
Waktu terus berputar, ada masa datang dan ada masa berlalu.
Drs. H. Ali Imran yang sebelumnya menjabat sebagai kepala RRI Ambon, pada tahun
1987 ia menjabat sebagai Kepala Jambi yang ke-6. Dan berakhir pada tahun 1990,
Drs. H. Ali Imran dipindahtugaskan ke
Kemudian RRI Jambi selanjutnya dipimpin oleh Marlis Ramali,
yang sebelumnya kepala seksi pemberitaan RRI Pekan Baru. Dan di masa
kepemimpinannya sebagai Kepala RRI Jambi 1990-1993, Marlis Ramali telah
membangun serambi depan kantor RRI Jambi, yang kemudian ia dialihtugaskan ke
RRI Padang.
Alih tugas di kalangan pemerintahan merupakan suatu hal
yang lumrah. Selain untuk mengatasi kejenuhan juga sebagai upaya untuk
memotifasi dan meningkatkan prestasi dan karir.
Pada tahun 1993 Adjuzar Tjang Abbas dipercaya memimpin RRI
Jambi sebagai kepala stasiun ke-8 yang sebelumnya sebagai kepala RRI Bogor. Di
masa kepemimpinannya, RRI Jambi selangkah lebih maju dengan adanya berbagai
bantuan peralatan studio pemancar dari
Berbagai ide dan gagasan pun menyeruak dalam benaknya Tjang
Abbas. Demikian juga berbagai kemasan acara diraciknya. Setelah membuka siaran
Pro-2 dengan tower setinggi 50 meter di Telanai Pura. Kemudian membenahi gedung
drama dan studio multimedia, juga perangkat rekaman, sekaligus peralatan musik
band. Pengadaan mobil OBIVEN khusus siaran luar, pengadaan studio EQUIKMEN.
Membangun ruang perlengkapan dan pemberitaan, berlantai 2 dan satu mushola di
kompleks kantor RRI Jambi.. Tahun 1995 Adjuzar Tjang Abbas dialihtugaskan ke
RRI Lampung.
Kepala RRI Jambi berikutnya Buhari Muhammad menjabat
sebagai kepala RRI Jambi ke-9 yang sebelumnya menjabat Kepala RRI Bukit Tinggi.
Dalam kepemimpinannya, Buhari telah mendirikan 2 buah tower 75 meter dan 40
meter terpancang di Mendalo. Selain pembenahan lainnya termasuk membangun Pos
Penjagaan, Buhari Muhammad merespon pengembangan seni budaya hingga Ia
menghadirkan alat musik tradisional tepat pada Hari Jadi Ke- .... RRI Jambi
tahun 1996. Dan pada hari Bakti Radio tahun1997 RRI Jambi meraih prestasi juara
1 SUARA KENCANA..
Tahun 1998 Buhari Muhammad berakhir tugas di RRI Jambi.
Kemudian hadir H. Rozakim, SH. menjadi kepala RRI Jambi ke-10 yang sebelumnya
menjabat kepala RRI Tanjung Pinang Riau. Dua tahun kemudian H. Rozakim, SH.
beralihtugas. Kepala RRI Jambi dilanjutkan oleh H. Syafri Rais, S. Sos sebagai
kepala RRI ke-11. yang sebelumnya kepala RRI Loksmauwe dan ia bertugas di Jambi
hingga 2004. dialihtugaskan ke Pekan Baru.
Kepala RRI Jambi selanjutnya dijabat oleh
Sudirman, S.W sebagai kepala RRI Jambi ke-12. Beliau adalah pejabat SPI Pusat.
Saat kepemimpinannya Sudirman,S.W berkesempatan merehab gedung kantor, gedung
pemancar, gedung auditorium, dan gedung deisel sekaligus penambahan peralatan
pamancar operasional..
Tahun 2007 Sudirman,S.W berakhir. Sementara itu Syaiful
Anwar, SH / Kabag TU RRI Jambi sementara sebagai pelaksana tugas.
Tidak lama kemudian Direktur Utama RRI, Parni Hadi
mempercayakan Drs. Marudut Edison Pandiangan sebagai Kepala RRI Jambi ke-13..
Marudut Edison Pandiangan merupakan sosok cerdas dan sedikit seniman,
sebelumnya ia sebagai kepala RRI Sibolga, Sumatera Utara..
Lebih kurang 4 tahun Marudut Ediso mengelola RRI Jambi,
berbagai pembenahan dilakukan demi kelancaran dan kesempurnaan penyiaran,
termasuk membenahi tower Telanai dan Mendalo. Melakukan kerjasama dengan
Elektronik ESIA dan ANTV. pengembangan sistem komputerisasi pada setiap seksi..
Marudut EdisoN bergegas mengembangkan berbagai kegiatan
budaya yang melibatkan para penggiat kesenian tradisi dan kesenian modern di
kalangan generasi muda Jambi, hingga terhimpun Musisi Muda Jambi 2009, hingga
sekarang, Terhimpun juga Komunitas Pemerhati Siaran RRI Jambi.. Kepemilikan
masyarakat terhadap keberadaan RRI semakin tampak atas adanya gelar siar budaya
antar etnis. Juga telah terhimpun Komunitas Budaya Nusantara (KBN-RRI Jambi)
hingga sekarang..
SUYONO WASIH, SH, MM
4 tahun kemudian setelah Drs. Marudut Edison Pandiangan..
Kini hadir Suyono Wasis, SH. MM ..Pemimpin RRI Jambi ke-14.
Cerdas, cekatan, sigap pada setiap kondisi, dan responsip
terhadap usulan-usulan kreatif dari siapapun.. Dia-lah Suyono Wasis.
Keterlibatannya sebagai pewara, presenter, broadkester,
peliput, dan juga sebagai jurnlis, sudah terlalu lebar daratan yang telah
dijajaki Suyono Wasis. Dan sebelum berangkat ke Jambi, cukup lama Ia bermukim
di Meulaboh, Aceh Utara sebagai kepala RRI Meulaboh..
Kehadirannya diawali dengan bersilaturahim dengan keluarga
besar RRI Jambi, tak terkecuali dengan para purna tugas RRI Jambi.. Ia
menyebutnya “inilah titik pembangunan dan pengembangan sebuah intsitusi,
Silaturahim”..
Selanjutnya Suyono melakukan berbagai kerjasama dengan
berbagai instansi lainnya: Kerjasama dengan Polda Jambi di bidang penyiaran
informasi Patroli serta berbagai kegiatan pelayanan masyarakat.. Kerjasama
dengan Lembaga Penyandang anak cacat di Jambi.. Melakukan Penandatangan MoU di
bidang surfei kelayakan siaran RRI Jambi dengan IAIN Sultah Thaha Jambi..
Mengadakan kerjasama dengan Pemda Kabupaten Kota di Provinsi Jambi..
Demikian juga di Bidang Darma
Setelah membangun Loby Ruang Tunggu Narasumber yang
diresmikan oleh Direktur Utama LPP RRI, Dra. Rosita Niken Widiastuti, M.Si pada
tanggal 5 April 2012. Kemudian mengaktifkan Siaran Audio Strimeing
www.rri.jambi.com.
Penerapkan kedisiplinan karyawan RRI Jambi untuk aktif
mengikuti apel sekali sebulan dan olahraga bersama.
Penataan kembali acara-acara yang melibatkan publik.
Mengaktifkan Streaming RRI dan mendesain Studio Pro 2
Membangun ruang tunggu narasumber yang diresmikan oleh
Dirut RRI April 2011.. Membangun gapura masuk dan keluar Gedung RRI Jambi.
Pada Rangkaian Hari Radio 67 “Indonesia Berdonor” kerjasama
dengan PMI, Dinas Kesehatan, BKKBN. Dihadiri oleh berbagai Perguruan Tinggi,
Polda Jambi, TNI Ga-Pu 042 Garuda Putih. Dan Beberapa Instansi Kota dan
Provinsi Jambi.
Suara Kencana Hari RAdio-67 RRI Jambi meraih Juara III
dalam Investigas Berita. 2012
Tahun 2013 RRI Jambi dipercaya sebagai tuan rumah “Jambore
Siaran Nasional” JAMSINAS 13- 2013
Disusun oleh :
Mahmud Al Mahdaly